Membatik itu tidak sulit

Assalamualaikum. 

Dijawab yah salamnya, mumpung bulan Ramadhan. 

Nah, ngomongin bulan Ramadhan pasti setiap insan memiliki cara tersendiri untuk menunggu waktu berbuka. 

Ada yang dengan membaca buku, nonton drama Korea, dan ada juga yang milih tidur sampai bedug berkumandang. Nah ini saya banget tipenya. Tapi itu dulu sob, sekarang udah beda. Semenjak menjadi #SahabatBudaya UMM saya menjadi lebih produktif. Buktinya hari ini, pukul delapan pagi saya sudah mandi untuk pergi ke kampus padahal biasanya paling anti. Demi apa coba? ya demi menambah ilmu pengetahuan serta keahlian sekaligus mengoleksi sertifikat.

Bu Daroe sebagai ketua dari Lembaga Kebudayaan membuka acara pelatihan


Kegiatan apa sih? kok seru banget kayaknya. Sesuai dengan judul yang tertulis, kegiatan membatik. Membatik sendiri adalah aksi corat-coret di media kain menggunakan berbagai teknik. Ada teknik cap, tulis, cetak, dan celup. Kali ini yang saya ikuti adalah pelatihan teknik celup bernama Shibori (bahasa Jepang) atau Jumputan (bahasa Indonesia). Bagaimana proses pembuatannya? berapa lama prosesnya? susah ngga? bisa dijual? duh pertanyaan itu akan terjawab semua kalau membaca tulisan ini sampai habis. 



Proses Pembuatan Batik Shibori atau Jumputan

Langkah pertama 
yang harus dilakukan adalah mendaftar pelatihan membatik yang diadakan oleh Lembaga Kebudayaan, Universitas Muhammadiyah Malang. Nah, kalau daftarnya sekarang ya udah telat. Bagaimana biar ngga telat? selalu tau kegiatan apa saja yang diadakan LK UMM? Ikutin Instagramnya sob, (@lembagakebudayaanumm). Kalau sudah, lanjut menyiapkan alat dan bahan seperti berikut ini:
  1. Pewarna pakaian (semakin banyak warna semakin bagus)
  2. Baju putih polos (berbahan katun)
  3. kuas cat ukuran sedang
  4. waterglass
  5. panci
  6. kompor
  7. karet gelang dan atau tali rafia
  8. kelereng
  9. koran
  10. plastik kresek yang besar
  11. teman ngobrol

Langkah kedua
Membuat motif dengan cara memadukan baju, karet, tali rafia. Pada bagian ini daripada pusing mencerna kalimat saya, lebih baik saksikan video berikut.


Itu untuk yang motif hati atau love love. Kalau mau membuat motif lain silahkan gunakan kreativitas masing-masing yah.

Langkah ketiga
Jemur gulungan baju tersebut, tetapi jangan terkena matahari langsung agar warnanya tetap kinclong

kalau bulan puasa, lihat baju warana-warni seperti lihat kue
tahan, sabar, tenang

Dalam proses penjemuran para peserta sangat antusis melihat karya peserta lainnya.
(perhatikan sampai ada yang manjat-manjat di tiang)


Langkah keempat
Setelah disentuh-sentuh warna tidak lagi menempel di tangan maka artinya pewarna sudah menyatu dengan baik. Selanjutnya, oleskan waterglass dengan menggunakan kuas secara merata, menyeluruh, dan penuh cinta.

waterglass adalah air yang mengandung semacam lem.
silahkan cari di google untuk pembuatannya


Langkah kelima
Setelah diberi waterglass, jemur lagi baju tersebut minimal selama empat jam. Sembari menunggu kita bisa melanjutkan kuliah S2 di UMM tentunya, mencari kerja, mencari jodoh, membangun rumah tangga dan bahagia selamanya. Amiiiiin. 

Menjemurnya, harus beralaskan plastik agar tidak ikut menempel di baju atau gantung menggunakan hanger


Langkah keenam
Siapkan air bersih, masukkan ke dalam panci dan didihkan menggunakan kompor. Tujuannya agar sisa waterglass luruh dan warna baju menjadi benar-benar menyatu dengan kain baju. 

Saat merendam menggunakan air panas harap berhati-hati, jangan dicampur mie instan dan telur.

wajah-wajah penahan rasa lapar dan dahaga


Setelah tahap peluruhan selesai, cuci baju menggunakan air bersih tanpa menggunakan deterjen. Lalu jemur kembali. Siap dipakai deh buat jalan ke mall, pantai, kuliah, atau dijual di BukaLapak. 




Terima Kasih
Jangan lupa untuk klik tombol "IKUTI" agar mendapat pemberitahuan ketika ada cerita baru



Komentar

Postingan populer dari blog ini

JUMAWA: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 1)

Photoshop: Memanipulasi Tanda Tangan

Taj Mahal versi Kabupaten Malang: Serupa Tapi Tak Sama