Wisata Religi: Masjid Tiban alias Masjid Jin

Pada bulan Januari 2018 ini saya menikmati liburan pertama kuliah di Kota Malang. Rencana untuk mengisi waktu libur pun bertumpuk-tumpuk. Mau ke pantai, mau naik gunung, mau nonton bioskop, tapi minggu pertama liburan saya isi dengan istirahat total (tidur seharian) di kost. Masuk minggu kedua saya mulai berpikir lagi mau jalan-jalan kemana. Dua jam berpikir ada pesan di handphone masuk.
 
"Besok main kerumah yah, kita makan-makan,"
"Oke, kirimin lokasi. Besok siang kami kesana," Jawabku tanpa ba-bi-bu.
 
Berbekal aplikasi peta besutan Google, saya dan Agus (teman sepermainan) menuju lokasi makan-makan. Daerah Tajinan Kabuaten Malang, sekitar satu jam dari kost saya. Perjalanan terasa nyaman karena dihibur dengan berbagai penampakan alam khas pedesaan. Hamparan sawah, hiruk-pikuk pasar tradisional, pegunungan, dan cabe-cabean yang sering mainin klakson.
 
sepanjang perjalanan saya jadi driver
 
Ini baru sadar kalau kacamata saya patah. Jadi miring deh
 
Tanpa halangan dan rintangan kami sampai di rumah Nisa yang mengiming-imingi makanan gratis di rumahnya. Nisa tidak bercanda, kami disuguhi kopi, lepet (mirip lemper tapi kecil), roti, lumpia, dan bakso semangkok penuh. Kenyaaaaaaang sekali. Sembari diisi dengan obrolan khas mahasiswa (ngomongin dosen) kami tertawa hingga waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Si Agus Khan pemuda keturunan Bollywood melempar wacana menarik.
 
"Man (panggilan saya di kampus) kita cari tempat wisata yuk,"
"Boleh juga, kebetulan dekat sini ada masjid unik yang sayang kalau ngga di samperin,"
 
Kembali mengandalkan aplikasi peta, kami nekat menyusuri jalan kecil, berdebu, hingga tubuhku terguncang terhempas batu jalanan. Yak kami menuju Masjid Tiban alias Masjid Jin. Mengapa dinamakan demikian, kami juga masih penasaran karena masih dalam perjalanan.
 
 
Perjalanan memakan waktu setengah jam dengan kecepatan 40 km/jam. Ketika sampai di lokasi kami terperangah dengan kemegahan arsitektur luar masjid jin ini. warna biru dan putih terlihat kontras dengan warna hijau dari pepopohonan yang mengelilinginya. Seperti istana di cerita Cinderella.
 
Penampakan bagian luar Masjid Tiban
 
Untuk akses menuju halaman masjid, kita harus memarkirkan kendaraan terlebih dahulu. Untuk mobil bisa parkir di gerbang luar jaraknya sekitar 400 meter dari bangunan utama. Kalau bawa motor parkirnya lebih dekat dengan masjid (itu saya berfoto di depan parkiran) dengan tarif 3000 rupiah. Hanya itu saja, selebihnya pengunjung bisa menjelajah masjid dengan gratis.
 
Di lantai 3 bagian luar terdapat bendera Merah Putih yang cukup besar

Bagi sebagian orang mungkin wisata di masjid merupakan hal yang aneh. Karena tempat wisata identik dengan spot-spot foto yang bagus. Tapi jangan khawatir, di masjid Tiban ini banyak sekali tempat-tempat yang tidak kalah keren dari Candi Borobudur atau Monas. Untuk melihat bagian dalam masjid silahkan saksikan video berikut ini.
 
 
Oh iya, sebelum pulang kita bisa belanja oleh-oleh khas Malang lho. Di sepanjang pelataran masjid banyak sekali pedagang yang menjualnya. Harganya? Murah kok. Untuk mahasiswa cocok banget.
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JUMAWA: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia (Volume 1)

Photoshop: Memanipulasi Tanda Tangan

Taj Mahal versi Kabupaten Malang: Serupa Tapi Tak Sama